14 Maret 2011

Tips Mengikuti Wawancara...

Hari ini kebetulan sekali ada jadwal untuk mewawancara seorang kandidat karyawan. Unit yang membutuhkan kandidat tersebut kebetulan sangat berorientasi pada tehnikal dan menghiraukan aspek – aspek lainnya. Pimpinan unit dimaksud hanya memerlukan seorang kandidat yang sangat paham dengan ilmu geologi saja, titik.

Saya terus terang tidak menanggapi permintaan pimpinan unit tersebut karena bagi saya, seorang karyawan tidak hanya menguasai pekerjaan – pekerjaan yang dibebankan tetapi juga harus memiliki sikap dan sifat yang baik. Berdasarkan pengalaman, menilai sikap dan sifat dapat dilakukan melalui jalannya wawancara. Kita dapat memperhatikan apakah kandidat seorang yang tegas, pemalu, ragu-ragu, keras kepala dsb hanya melalui pembicaraan yang dilakukan.

Bagi kebanyakan kandidat yang sedang menunggu giliran, wawancara selalu dianggap sebagai sesuatu yang menyeramkan atau seperti menghadapi situasi antara “hidup dan mati”. Saya akan bocorkan sebuah rahasia seputar wawancara, jadi untuk anda para pencari kerja yang kebetulan dalam waktu dekat diundang untuk wawancara silahkan pahami apa yang akan saya paparkan berikut.

Wawancara sebenarnya adalah satu proses pengenalan perdana, antara calon karyawan dengan perusahaan. Tips bagi para calon karyawan yang akan diwawancara :

1. Berpakaian yang rapi; sudah puluhan calon karyawan yang saya undang untuk wawancara seringkali melakukan kekeliruan dalam hal berpakaian. Saya pernah mewawancarai tiga kandidat untuk posisi yang berbeda. Dua kandidat, menurut pandangan saya, cukup baik namun kandidat yang terakhir sangat “menarik”. Ia mengenakan kaus berkerah, bercelana jins, bersepatu kets. Cara berpakaian adalah cerminan diri anda sebenarnya, saya sangat menghargai keragaman dan cara berpakaian setiap orang tetapi perlu diingat dalam kondisi seperti apa.

Saya kemudian mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ia telah menghadiri sebuah acara yang mengharuskan ia berpakaian casual seperti itu?. Ia menjawab tidak, ia beralasan karena pakaian yang ia kenakan cukup nyaman bagi dirinya dan berusaha menciptakan suasana wawancara yang lebih santai. Alasan yang sangat menarik dan saya terus terang cukup salut atas keterbukaan kandidat tersebut, tetapi bagi saya tampilan pada saat itu sangat berpengaruh terhadap penilaian awal. Percayalah pada istilah “first impression is important” maka cara berpakaian anda sangat berpengaruh.

2. Memberikan jawaban yang jelas dan tegas; banyak calon karyawan yang berbicara tidak jelas atau kurang dapat dimengerti karena memberikan jawaban yang bertele-tele. Tidak perlu takut dianggap kurang berwawasan bila anda menjawab sebuah pertanyaan dengan tiga atau empat kalimat saja, kadang para calon karyawan terjebak bahwa mereka harus terlihat cerdas dengan memberikan penjelasan yang panjang lebar tetapi selalu lupa, jawaban melebar kemana-mana. Jika jawaban sebuah pertanyaan hanya “A” maka jawab saja dengan “A” tanpa harus ditambahkan “B” atau “C’ dst.

 3. Sikap duduk dan bahasa tubuh; meski terkesan terlalu melebih-lebihkan, saya tetap berpendapat bahwa mengamati sikap duduk dan bahasa tubuh termasuk salah satu hal yang paling penting. First impression is important, ketika seorang kandidat bersikap duduk defensif (melipat kedua tangan di dada dan posisi duduk menjauhi meja) kesan yang muncul pertama adalah kandidat adalah seorang yang tidak percaya diri dan tidak terbuka. Pewawancara sangat mengharapkan sikap duduk dan bahasa tubuh yang sangat bersahabat, open, santai sehingga tercipta satu suasana perbincangan yang informal. Ingatlah, bahwa pewawancara membutuhkan kenyamanan begitu pula seorang kandidat.

Sikap duduk dan bahasa tubuh yang terlalu santai juga tidak disarankan karena dapat menimbulkan kesan bahwa anda seorang yang angkuh dan terlalu percaya diri. Ingatlah bahwa pewawancara atau perusahaan mana pun membutuhkan orang yang bersedia bekerja dalam tim dan bersedia untuk bekerjasama dengan berbagai macam tipe orang. Hal terpenting lainnya adalah tunjukkan minat, ketertarikan dan keingintahuan anda terhadap perusahaan tersebut dengan sikap duduk yang baik dan bahasa tubuh yang menunjukkan minat, ketertarikan dan keingintahuan yang tinggi.

4. Menghargai dan Menghormati Pewawancara; bagi beberapa kandidat yang pernah saya wawancarai, sikap ini sangat jarang terlihat karena yang paling sering terlihat adalah sikap grogi, cemas sehingga kandidat terlihat amat gugup dan pernah saya temui kasus seorang kandidat pernah menjadi gagap.

Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati tidak perlu berlebihan, tidak perlu terlalu menunjukkan sikap tersebut hingga melupakan faktor-faktor lainnya. Pernah terjadi suatu kasus di mana seorang kandidat menunjukkan sikap yang terlalu menghargai dan menghormati, sehingga terkesan ia adalah seorang “yes man” atau ABP (Asal Bapak Senang). Menunjukkan sikap menghargai dan menghormati dapat dilakukan, misalnya, melalui bagaimana memohon untuk mengulang pertanyaan. Seringkali, secara tidak sengaja, bila dalam keadaan gugup kita selalu lupa menjaga hal-hal sepele. Bandingkan dua contoh pertanyaan, yang sering saya terima, di bawah ini :

“Gimana Pak? saya nggak ngerti, bisa diulangi tidak Pak?” atau “Maaf Bapak, saya kurang jelas. Bisa diulang maksudnya?”.

Jika anda seorang pencari kerja, kemungkinan besar tidak melihat perbedaan kecil di situ. Bagi saya, contoh pertanyaan yang terakhir memberikan kesan yang berbeda karena bila seseorang belum mengenal seseorang maka lebih baik menggunakan kata “Bapak” sedangkan bila sudah mengenal dengan baik maka gunakan kata “Pak” disertai nama yang dimaksud, misalnya “Pak Aldi” dst.

Tidak ada komentar:

Does How You Dress and Look Impact Your Career? Sadly, Yes

Ada artikel bagus tentang istilah : DRESS FOR SUCCESS.. : Years ago I worked on the shop floor of a manufacturing plant. I had worked my w...