17 Agustus 2006

Frustrasi

Beberapa hari terakhir saya benar - benar frustrasi. WebSite yang saya nantikan akhirnya "upline" dan sedang menunggu saya untuk dibenahi. Pertama kali saya memiliki website pada tahun 2004, FORUMBUZZ.COM, sebuah website komunitas internet yang berbentuk forum diskusi. Ketika itu saya sudah benar - benar lupa waktu, 24jam non-stop komputer saya menyala, kopi menjadi minuman "kesehatan" saya, dan berat badan saya yang menyusut 6kg!.

Menjadi webmaster/administrator sebuah website sama sekali bukan pekerjaan mudah. Orang banyak yang mengira bahwa pekerjaan webmaster/admin merupakan pekerjaan mudah karena penyedia jasa hosting saat ini sudah menyediakan fitur "fantastico". "Fantastico" merupakan script yang berisi berbagai macam "pre-installed script" (bingung bukan?) dan hanya membutuhkan satu klik mouse dan sedikit pengetahuan tentang PHP MySQL maka there will be no problem at all.

Tapi bukan hanya itu. Webmaster/admin membutuhkan konsentrasi yang kuat...saya tidak punya kelebihan ini. Website kajianeropa.org merupakan proyek yang pernah saya dan teman - teman saya rencanakan sejak tahun 2005 awal dan bayangkan...baru tahun 2006 akhir ide tersebut terwujud!. Kini saya harus melakukan "overtuning" terhadap website tersebut agar dapat berjalan dengan baik dan aman (semoga).

Pekerjaan lain yang menanti adalah saya harus memberikan "training" kepada rekan - rekan saya. Mereka nantinya akan secara bergantian "running the web" bersama saya. Ada berbagai macam bidang yang harus mereka kuasai dan kerjakan. Redaksional, Disain dan Data...untuk sementara baru tiga bidang utama tersebut yang ingin saya "perkuat" dulu.

Hell...semua pekerjaan tidak ada yang mudah bukan? saya hanya berharap bahwa semua akan berjalan dengan baik dan lancar sehingga apa yang pernah saya impikan bisa terwujud...

11 Agustus 2006

SupraNatural

Hal - hal gaib yang ada dalam kehidupan kita merupakan satu hal yang tetap sulit untuk dipercaya (secara logika) tetapi dipercaya oleh banyak orang (secara keimanan). Sampai di manakah batasan orang "harus" mempercayai hal - hal gaib tersebut?.

Supranatural sangat dekat sekali hubungannya dengan agama Islam, agama yang paling banyak penganutnya di Indonesia. Terdapat berbagai macam jenis "keilmuan" di dunia gaib, "ilmu hitam" yang merepresentasikan energi/kekuatan jahat dan "ilmu putih" yang merepresentasikan energi/kekuatan baik.

Mengapa secara tiba - tiba saya menulis tentang hal ini?. Tepat pukul 19.00 WIB saya mengalami satu kejadian yang menurut saya sedikit aneh. Teman saya meminta tolong agar dia diantar ke rumah pamannya di daerah Cipete. Saya bertanya ada masalah apa, ternyata ia akan menemui "orang pintar" di rumah pamannya nanti. Saya tidak mungkin menolak permintaan dia dan langsung kami meluncur ke daerah Cipete.

Sesampainya di sana kami bertemu dengan bibi dan pamannya, ternyata "orang pintar" yang dimaksud belum tiba karena terjebak macet di daerah Pancoran. Hampir 30menit kami berbicara sambil menyantap makanan kecil yang telah disediakan...dan "orang pintar" yang dimaksud kemudian tiba.

Saya tidak perlu menyebutkan identitas "orang pintar" tersebut karena alasan etika. Ia kemudian menyapa kami semua dengan ramah dan saya pun langsung memperkenalkan diri saya. Setelah itu kami semua kembali berbincang - bincang mengenai semua hal hingga hampir 45menit.

Tanpa basa - basi teman saya langsung bercerita mengenai mimpi - mimpinya, kegelisahan - kegelisahannya serta keluhan betapa ia sulit untuk tidur. Saya benar - benar terkejut!!...ia menceritakan semuanya dengan sangat mendetail. Ia termasuk orang yang rajin menunaikan ibadah shalat dan saya memiliki satu pandangan bahwa semakin kuat seseorang melakukan ibadah agamanya maka mereka akan semakin kuat untuk lebih percaya ke Allah SWT daripada ke hal - hal gaib. Ternyata saya salah besar...

Saya cemas teman saya ini akan mengarah ke musyrik karena nampaknya ia sangat mengagungkan hal - hal gaib. Seringkali saya memperhatikan bahwa jika teman saya ini sakit atau mengeluh sakit orang pertama yang akan ia hubungi adalah "orang pintar" dan bukan menghubungi sahabatnya (seorang dokter)...gejala apakah ini? apakah ini merupakan tanda kecilnya keimanan seseorang? atau hanya seseorang yang kehilangan "pegangan keyakinan"??

Saya tidak tahu...bagi saya hal - hal supranatural antara bisa dipercaya dan tidak. Sebagai kebudayaan/tradisi saya sangat menghormati hal supranatural. Contoh, seperti ketika saya dan teman saya berlibur ke Bali. Terdapat berbagai macam larangan/pantangan ketika kami mengunjungi pura - pura di Bali dan itu saya taati tidak sama sekali saya langgar. Itulah bentuk rasa hormat saya terhadap kebudayaan/tradisi supranatural di Bali. Saya berusaha untuk tidak bersikap fanatis terhadap fenomena SupraNatural...dan juga tidak bersikap angkuh. Saya berusaha untuk bersikap netral menanggapi hal ini.

Kembali ke teman saya tadi. Saya terus berpikir apa yang terjadi dengan teman saya ini...apakah ia sudah merasa tidak nyaman lagi untuk "bersandar" pada Allah?? apakah jalan Allah itu membutuhkan kesabaran yang lebih?? apakah dengan jalan SupraNatural semuanya bisa dengan cepat terkabul?? saya tidak tahu...Saya memiliki banyak teman yang memilih jalan hidupnya sebagai seorang "atheis".

Bagi mereka Tuhan terlalu lambat bertindak. Terkejut?? saya shock...Bagi setiap orang meyakini atau tidak adanya Tuhan itu termasuk dalam hak asasi mereka sebagai manusia. Sigmund Freud, seorang ahli psikoanalisa, pernah mengemukakan bahwa "agama itu milik orang yang sakit jiwa, agama itu menghambat seseorang untuk maju". Aneh?? kalau dilogikakan saya pikir itu masuk akal...menurutnya manusia meyakini sesuatu yang belum tentu benar dan karena adanya peraturan - peraturan dalam agama maka manusia akan terbelenggu. Ini merupakan "terjemahan" dari pernyataan Sigmund Freud.

Sikap saya jelas terhadap eksistensi SupraNatural...saya netral. Saya "tidak berani" mengatakan bahwa SupraNatural itu tidak ada karena saya merupakan bagian dari kebudayaan/tradisi yang sangat "mengagungkan" SupraNatural itu sendiri. SupraNatural makes people doesn't act natural.

09 Agustus 2006

Lady In The Water

Lady In The Water. Satu lagi karya dari sutradara favorit saya, M.Night Shyamalan. Seperti biasa film karya sutradara ini memiliki "beban" yang cukup berat untuk dimengerti. "Sixth Sense", "The Village" dan "Unbreakable" merupakan contoh - contoh film yang cukup berat tetapi sangat mengejutkan.

Lady In The Water ini merupakan dongeng pengantar tidur. Pada awal film diceritakan sekilas bahwa jaman dahulu manusia dan laut memiliki hubungan yang kuat tetapi berjalannya waktu manusia melupakan laut dan lebih memilih untuk berperang. Dunia Biru (laut) terus mencoba untuk mendekati manusia tetapi akhirnya mereka menyerah karena manusia tidak lagi mendengarkan mereka lagi.

Pada suatu ketika legenda/mitos ini terjadi kembali. Dunia Biru kembali mencoba untuk menyentuh manusia agar mereka mendengarkan mereka. Film ini memiliki ritme yang lambat, ciri dari Shyamalan, dan sangat amat membingungkan film ini bercerita tentang apa. Rumit...benar - benar rumit untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh Shyamalan dalam filmnya ini.

Sampai saya selesai menonton film ini pun saya benar - benar frustrasi...saya tidak dapat memahami film itu!. Biasanya saya hanya membutuhkan waktu 30menit untuk dapat mengerti maksud dan alur dari sebuah film dan kali ini...setelah 1 jam 50 menit saya tidak dapat mengerti. Sesampai di rumah saya tetap menggerutu bahwa saya sangat amat menyesal telah menonton film tersebut dan langsung online untuk mencari review dari kritikus - kritikus film Hollywood.

Pendapat para kritikus tersebut ternyata sama dengan saya. Mereka sangat kecewa atas alur dan jalan cerita yang dangkal. Bahkan ada satu kritikus yang menyebutkan bahwa M. Night Shyamalan telah mempertaruhkan reputasinya sebagai sutradara film yang handal dan diperkirakan karirnya akan stagnan setelah film ini. Whoaa! saya terkejut!!...banyak yang kecewa dengan film tersebut! dan salah satu situs, yang selalu menjadi acuan saya untuk menonton sebuah film, hanya memberikan rating 14% dari 100%!!!!.

Setelah saya membaca review - review tersebut saya mencoba untuk kembali mengingat dan memutar ulang film itu di kepala saya. GODDAMN!!...itu kalimat saya yang pertama setelah saya memutar otak saya.

M. Night Shyamalan tetap yang terbaik!!. Saya telah terjebak dalam kejeniusan sutradara itu!. Saya menyadari kesalahan saya ketika saya menonton film tersebut..."mindset" saya adalah menonton film. Lady in the Water adalah dongeng...bukan film seperti yang biasa saya tonton.

Saya salah memahami. Lady in the Water adalah dongeng ciptaan M. Night Shyamalan...bukan "film"...itu adalah dongeng. M. Night Shyamalan menceritakan dongeng ciptaan-nya melalui media visual ke para penonton/pendengarnya. Dalam film itu tokoh Mr. Farber merupakan kuncinya. Film menurut Mr. Farber adalah sesuatu yang memiliki alur cerita yang mudah ditebak. Ada permulaan dan ada Akhir...tetapi dongeng? mungkin kita pernah mendengarkan dongeng yang disampaikan oleh Nenek atau Ibu kita sewaktu kecil...apa yang kita dapat? kita tidak pernah perduli mengapa dan apa terhadap isi dongeng tersebut...karena itu adalah dongeng! benar - benar fiksi murni!!.

Semua tokoh dan jalan cerita di film tersebut adalah dongeng! kita terbiasa mendengarkan dongeng bahwa tokoh - tokoh utamanya berwujud non-manusia...M. Night Shyamalan merubah semua itu...dongeng ciptaannya ini campuran antara keduanya...manusia dan non-manusia (tipikal dongeng Amerika).

Saya terjebak dalam "mindset" menonton sebuah film...tidak pernah mengira bahwa film tersebut adalah visualisasi dari sebuah dongeng...semua serba tidak nyata dan khayalan saja. Tidak heran film itu tidak punya "ending". M. Night Shyamalan benar - benar luar biasa...atas kejeniusan beliau saya memberikan apresiasi tertinggi!.

Rating : 5 out of 5

catatan : bagi yang tidak menyukai menganalisa sesuatu saya tidak merekomendasikan film ini, tetapi jika anda termasuk orang yang menyukai analisa sebuah film saya sangat merekomendasikan! ini film terberat yang pernah saya tonton!




Does How You Dress and Look Impact Your Career? Sadly, Yes

Ada artikel bagus tentang istilah : DRESS FOR SUCCESS.. : Years ago I worked on the shop floor of a manufacturing plant. I had worked my w...