29 Maret 2011

For the First Time..

Ada seorang teman saya yang bertanya tentang apa yang harus ia lakukan pada hari pertama ia masuk bekerja di perusahaan baru. Saya hanya memberikan jawaban untuk bekerja seperti biasa ia bekerja di perusahaan sebelumnya. Ia kembali bertanya apakah nanti ia dapat diterima oleh rekan-rekan kerjanya di perusahaan baru tersebut?.

No Challenge, No Fun. Kalimat tersebut pertama kali saya dengar, pada tahun 2009 ketika saya masih bekerja di suatu perusahaan asuransi, yang dilontarkan oleh rekan kerja saya (pada saat itu). Rekan kerja saya tersebut merupakan orang yang cukup santai, mungkin saja karena bidang pekerjaannya adalah seorang IT Programmer sehingga cukup eksentrik juga dalam perilaku sehari-hari di kantor.

Bagi saya, langkah pertama selalu menjadi hal yang terberat. Langkah kedua dan selanjutnya adalah langkah yang mudah. Para orang tua pernah berkata bahwa pengalaman pertama selalu pengalaman terberat dan kegagalan adalah hal yang seharusnya membuat kita lebih kuat karena dengan adanya kegagalan kita dapat mengetahui di titik mana kita melakukan kesalahan sehingga suatu saat nanti dapat kita hindari.

28 Maret 2011

9 Tipe Kepribadian Manusia..

Menurut Baron & Wagele (1994), terdapat sembilan tipe kepribadian manusia, yakni perfeksionis, penolong, pengejar prestasi, romantis, pengamat, pencemas, petualang, pejuang dan pendamai. Setiap manusia, menurut saya, tidak terlahir dengan tipe kepribadian tertentu tetapi terbentuk karena lingkungan hidup dan bagaimana seorang anak dibesarkan dalam sebuah keluarga.

Tipe kepribadian tertentu akan menjadi dominan seiring dengan intensitas waktu dimana seseorang melewati masa kanak-kanak hingga menjelang dewasa (remaja). Misalnya, seseorang dengan tipe kepribadian pencemas. Mungkin saja, ia dibesarkan dalam situasi / lingkungan yang tidak pernah mendorongnya untuk melakukan segala sesuatu hal sendiri tetapi selalu dengan bantuan dari pihak lain (saudara kandung atau orang tua). Pada suatu saat ia berada jauh dari saudara atau keluarga yang terbiasa memikirkan, melakukan sesuatu untuknya maka perasaan cemas atau khawatir berlebihan akan muncul. Ini merupakan contoh sederhana dan kecil saja, tapi saya ingin mencoba berbagi pendapat dari Baron & Wagele (1994) mengenai sembilan tipe kepribadian manusia.

15 Maret 2011

What kind of a Leader are you?..

When a Director issued a decision to secure his position regardless of the impact of this decision to the employee that he appointed then I think he was not a fair leader.

The attitude of a leader who tends to impose the will without regard to existing entries, which means it does not require manager-level employees but sufficient level of staff only. The will to control all the operational activities of each department has signaled that he did not need a manager.

Almost in every company, a manager has a high responsibility for the department that he managed so that all decisions that occur internally or anything that affects the entire department work process to be decided at the managerial level.

Being a Director can not forget that tolerance need to be enacted, not to treat an employee like a machine, must see humanely.

I am writing this short article to remind the leaders in every company. That you need to look at and try to appreciate your presence has always been supported by your subordinates.

14 Maret 2011

Commitment..

Although the company has established rules regarding attendance, most of the employees are still in violation of these rules. The company management has tried to implement various forms of rules ranging from the imposition of fines, giving a letter of reprimand to a stern warning letter.

Commitment in the work reflected in one's habits. If someone basically have good habits and commitments that will be visible on attitude and behavior daily. Impose sanctions on those employees who do not have a good habit would vain. Companies looking for a better new employees who have the commitment and attitude better than having to retain employees with poor commitment on behalf of tolerance.

Work not based on tolerance, but a commitment. If you do not like what you get then you should take a stand. Being accepted but still maintained a commitment or resign to find a place that is able to provide wages that you want. You work for money, right?.

Affirm yourself in work, affirm to yourself that you need this job and you have to fight to keep working. Show your appreciation towards the work and the difficulties you face, not the other way instead show irregular behavior and harm others.

Tips Mengikuti Wawancara...

Hari ini kebetulan sekali ada jadwal untuk mewawancara seorang kandidat karyawan. Unit yang membutuhkan kandidat tersebut kebetulan sangat berorientasi pada tehnikal dan menghiraukan aspek – aspek lainnya. Pimpinan unit dimaksud hanya memerlukan seorang kandidat yang sangat paham dengan ilmu geologi saja, titik.

Saya terus terang tidak menanggapi permintaan pimpinan unit tersebut karena bagi saya, seorang karyawan tidak hanya menguasai pekerjaan – pekerjaan yang dibebankan tetapi juga harus memiliki sikap dan sifat yang baik. Berdasarkan pengalaman, menilai sikap dan sifat dapat dilakukan melalui jalannya wawancara. Kita dapat memperhatikan apakah kandidat seorang yang tegas, pemalu, ragu-ragu, keras kepala dsb hanya melalui pembicaraan yang dilakukan.

Bagi kebanyakan kandidat yang sedang menunggu giliran, wawancara selalu dianggap sebagai sesuatu yang menyeramkan atau seperti menghadapi situasi antara “hidup dan mati”. Saya akan bocorkan sebuah rahasia seputar wawancara, jadi untuk anda para pencari kerja yang kebetulan dalam waktu dekat diundang untuk wawancara silahkan pahami apa yang akan saya paparkan berikut.

02 Maret 2011

You Have to Earn It!

Saya tiba-tiba teringat percakapan antara saya dengan teman baik saya pada tahun 2007 silam. Ia secara tiba-tiba membahas mengenai kata earn dan menantang saya untuk menjelaskan kepadanya makna dan arti kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari atau  menurut kamus.

Saya menjelaskan bahwa earn dalam bahasa Indonesia berarti mendapatkan atau memperoleh sesuatu lalu ia mengucapkan satu kalimat dan percakapan dalam bahasa Inggris : “You want that Ferrari? you have to earn it” dan “You have a great house and cars!” , “Everyday i work hard and full dedication, so i earned it”.

Ia menjelaskan bahwa makna earn sesungguhnya bukan mendapatkan atau memperoleh sesuatu karena jika mendapatkan atau memperoleh maka sesuatu yang didapat bukan berdasarkan hasil usaha tetapi pemberian. Ia kemudian mengaitkan makna earn dengan kehidupan sehari-hari, ia membandingkan semangat dan pola kehidupan antara orang Indonesia dengan bule di mana kata earn itu berasal.

Dari hal kecil tersebut ia menjelaskan mengapa orang Indonesia (tidak semuanya tetapi hampir semuanya) itu malas, gemar korupsi, berbuat curang, tidak adil dan suka yang serba instant. Earn tidak memiliki arti bagi orang Indonesia, karena sesungguhnya earn itu bukan hanya mendapatkan atau memperoleh sesuatu tetapi lebih kepada berusaha sendiri sekuat tenaga lalu mendapatkan atau memperoleh sesuatu karena hasil jerih payahnya sendiri.

Mungkinkah karena Indonesia tidak dapat mengartikan earn sesuai dengan konteks sebenarnya sehingga dari sini dapat mencerminkan bahwa memang benar orang Indonesia ini pemalas, gemar korupsi, berbuat curang, tidak adil dan serba instant karena enggan untuk bersusah payah berusaha untuk mendapatkan atau memperoleh sesuatu?.

Menurut saya, argumen yang ia sampaikan ada benarnya..

Does How You Dress and Look Impact Your Career? Sadly, Yes

Ada artikel bagus tentang istilah : DRESS FOR SUCCESS.. : Years ago I worked on the shop floor of a manufacturing plant. I had worked my w...