10 Juli 2006

Fenomena Bola Gila

Saya ingin mengucapkan selamat atas kemenangan Itali di ajang Piala Dunia 2006. Saya sudah memprediksikan bahwa Itali pasti akan menang melalui babak Penalty Shoot-Out, menurut saya, titik lemah Prancis adalah tendangan Penalty.

Domenech pasti sangat menyesal mengapa ia mengganti Ribeck dan Henry, padahal dua pemain ini sangat luar biasa. Pertahanan Itali sering dibuat kewalahan dengan tehnik permainan mereka, saya jelas terkejut mengapa Ribeck dan Henry diganti dan pada saat itu pula langsung terlintas dalam kepala saya bahwa Domenech melakukan tindakan yang luar biasa bodoh.

Cideranya Patrick Vieira membuat permainan Prancis menurun. Allou Diarra yang masuk menggantikan Pat Vieira sama sekali tidak menyumbangkan satu permainan positif...untung masih ada Claude Makelele. Tadinya saya berpikir jangan - jangan Domenech juga akan mengganti Makelele dan apabila ia melakukannya maka saya akan menobatkan Domenech sebagai pelatih paling konyol di partai final ajang Piala Dunia 2006 kali ini.

Partai final Piala Dunia 2006 memperlihatkan satu insiden terburuk. Sampai pada waktu saya menulis blog ini saya terus berpikir mengapa Zidane membuat GOL ke gawang Materazzi menggunakan kepalanya? seorang teman saya, Ita, mengirimkan SMS bahwa Itali bermain dengan buruk/dirty dan tidak pantas menjadi il Campione...tapi para pemain Itali tidak ada yang melakukan 'heading' ke dada pemain tim Prancis.

Zidane dan Ric Flair merupakan dua atlit yang memiliki kesamaan. Ric Flair adalah seorang atlit gulat profesional Amerika Serikat (WCW) yang menjadi juara Dunia Gulat Kelas Berat sebanyak 16 kali dan merupakan atlit terkotor di dunia pergulatan. Julukan 'the dirtiest player' bagi Ric Flair sudah dikenal seantero jagat gulat profesional dunia dan Ric Flair --anehnya-- mengakui hal tersebut!. Saya belum tau apakah Zidane juga akan melakukan hal yang sama seperti Ric Flair, yaitu mengakui bahwa telah melakukan kesalahan dan menerima dengan lapang dada julukan tersebut and live with it.

Ketika saya membaca milis kampus saya --KWE-- saya terkejut dan sedikit terpingkal - pingkal, ketika teman - teman saya memberikan argumen bahwa Materazzi pasti melakukan 'racist remark' kepada Zidane. Saya tidak tahu apakah benar Materazzi melakukan hal tersebut kepada Zidane, tapi terlepas dari argumen/isu apapun inilah 'indahnya' permainan sepak bola. Bukan hanya fisik yang digeber tapi mental dan intelektual dalam bermain juga digunakan. Janet F. Taylor --seorang ahli dalam bidang psikologi-- pernah menyebutkan bahwa jika seseorang mengalami kecemasan dalam tingkat tinggi maka perilaku manusia akan turut berubah, sensori-motorik seseorang yang mengalami kecemasan tinggi akan tidak 'sinkron' dengan apa yang seharusnya dilakukan. Zidane mungkin mengalami hal ini, keinginan untuk mengakhiri karir-nya dengan indah malah menjadi bumerang bagi dirinya...ia mengalami kecemasan jika keinginannya tidak terwujud...dan ia membuat GOL di gawang Materazzi menggunakan kepalanya.

Fenomena Bola Gila yang sulit untuk diterka dan dibuat teorinya...saya jadi teringat kata - kata mantan pacar saya, M**, "ah permainan sepak bola itu permainan orang gila, bola satu biji kok diperebutkan orang rame - rame..kenapa gak masing - masing pemain dikasi satu bola biar gak ada namanya pelanggaran dan meriah permainannya"...

Tidak ada komentar:

Does How You Dress and Look Impact Your Career? Sadly, Yes

Ada artikel bagus tentang istilah : DRESS FOR SUCCESS.. : Years ago I worked on the shop floor of a manufacturing plant. I had worked my w...