22 Juli 2011

Mengapa Aku Tak Mendapatkan Apa yang Aku Inginkan?

Saya sering mendengar ucapan tersebut ketika seseorang mengharapkan sesuatu yang ia idam-idamkan menjadi kenyataan namun tidak terwujud. How hard you try it never comes to you. Lain lagi dengan seorang teman baik saya yang sudah puluhan tahun berprofesi sebagai pengelola sumber daya manusia di suatu Perusahaan di Jakarta. Ia sering bercerita bahwa hampir setiap minggu-nya beberapa karyawan datang untuk berkeluh-kesah mengenai pekerjaan dan Perusahaan.

Topik yang paling sering disampaikan adalah mengenai hak dan kesesuaian hati nurani karyawan atas proses kerja Perusahaan. Salah satu pertanyaan yang paling sering dilontarkan adalah "..Mengapa aku tak mendapatkan apa yang aku inginkan?..".

Saya tidak akan menceritakan lebih lanjut apa yang terjadi tetapi saya ingin memberikan komentar atas pertanyaan "..Mengapa aku tak mendapatkan apa yang aku inginkan?..".

Entah karena kebetulan, seorang teman baik saya yang bekerja di Jogja mengirimkan pesan BBM yang berisi siraman rohani. Ia mengirimkan pesan yang cukup panjang tentang rangkuman dari beberapa ayat-ayat Al-Quran untuk menjelaskan betapa "ringkihnya" manusia bila tidak mendapatkan sesuatu yang ia harapkan.

Salah satunya disampaikan tentang Surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya : "..Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.."

Kita sebagai manusia lebih sering mengeluh dan kurang dapat mensyukuri apa yang telah kita dapatkan dan miliki. Teori Hirarki Kebutuhan oleh A. Maslow memberikan gambaran bagaimana seorang individu memiliki tingkat kebutuhan yang terstruktur, Psychological Needs, Safety Needs, Love & Belonging, Esteem, Self Actualization. 


Jangan-jangan kebutuhan berstruktur piramida yang ditemukan oleh A. Maslow menggambarkan bahwa manusia itu adalah makhluk pencari "tingkatan pemenuhan kebutuhan" yang terus meninggi. Apakah kita tidak dapat menyadari bahwa apa yang kita dapatkan dan miliki adalah sesuatu "kekayaan" yang tidak dimiliki oleh orang lain?.


Dalam dunia kerja, kita pasti menemukan berbagai macam bentuk karakter unik dan lingkungan kerja yang sungguh luar biasa berbeda. Jujurlah ketika kita pindah bekerja ke Perusahaan baru, salah satu alasan paling mendasar adalah "..mencari yang lebih baik..". Menurut kita, bisa saja itu merupakan pilihan terbaik tetapi kita tidak dapat lupa bahwa kita hanya manusia sehingga belum tentu itu adalah pilihan terbaik. Manusia memiliki cara unik dan berbeda dalam menangani gejolak emosi dalam menentukan pilihan hidupnya.


Salah satu pilihan hidup adalah menentukan karir dan tempat bekerja. Seburuk-buruknya karir atau tempat bekerja harus tetap kita akui bahwa itu adalah sumber pembelajaran terbaik dalam catatan sejarah hidup kita. Selalu ada dua jalan bagi kita untuk menyadari bahwa pilihan yang kita buat ternyata salah yakni, in a hard way  atau in a good way. But most of it, it always happens in a hard way.


Terkadang kita pernah berada di dalam suatu Perusahaan dimana lingkungan kerja dan rekan kerja sangat kooperatif tetapi kestabilan Perusahaan kurang reliabel atau lingkungan kerja dan rekan kerja atau pimpinan yang sangat diskriminatif dan primordialis tetapi kestabilan Perusahaan sangat reliabel. Ada pula pengalaman terbaik dimana pernah merasa terjebak dalam lingkungan kerja penuh intrik, trust issues, penuh dengan strategi dan ketidaknyamanan serta keamanan dan contoh-contoh lainnya.


Ingatlah selalu bahwa setiap pilihan yang kita buat selalu ada konsekuensi di belakangnya. Tidak perlu menyalahkan keadaan atau orang lain atas kekurangnyamanan yang kita alami tetapi cukup jadikan sebuah pelajaran sangat berharga bahwa alasan "..mencari yang lebih baik.." belum tentu benar dan apa yang pernah ditawarkan di depan mata kita belum tentu baik untuk kita. Bisa jadi tempat sebelumnya meskipun penuh dengan "kisah-kisah" unik atau menjengkelkan adalah tempat terbaik untuk kita.


Tidak perlu menyesali atas sebuah pilihan yang telah kita buat tapi jadikanlah sebuah pelajaran dan pengalaman berharga bila suatu saat kita dihadapkan pada sebuah "jalan bercabang" maka kita akan tahu jalan yang seharusnya kita lalui.


Surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya : "..Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.."

Tidak ada komentar:

Does How You Dress and Look Impact Your Career? Sadly, Yes

Ada artikel bagus tentang istilah : DRESS FOR SUCCESS.. : Years ago I worked on the shop floor of a manufacturing plant. I had worked my w...