Kebetulan saya mengikuti satu jejaring profesional yang cukup populer dan mendapati satu forum diskusi mengenai efisiensi dalam program “training” di Perusahaan karena alasan situasi krisis ekonomi dunia. Dalam forum tersebut dipertanyakan mengenai tiga hal utama, yakni apakah training = biaya tinggi?; Apakah training harus selalu dilakukan di dalam kelas (baca:hotel)?; Apakah training = mengurangi jam kerja karyawan dan dengan demikian mengurangi produktivitas?.
1. Apakah training = biaya tinggi?.
Jangan pernah melupakan bahwa dalam suatu Perusahaan selalu ada dua kelompok perspektif yang berbeda, top management dan karyawan. Pertama, mari kita coba memposisikan diri kita sebagai kelompok top management. Andaikan kita seorang CEO atau Presiden Direktur suatu Perusahaan dimana kita adalah pemegang tanggung jawab tertinggi atas keberlangsungan operasional bisnis Perusahaan. Dalam situasi krisis ekonomi dunia, efisiensi adalah salah satu jalan untuk menjamin Perusahaan dapat melalui situasi tidak menentu. Income masih merupakan faktor terpenting dalam keberlangsungan operasional Perusahaan, Income akan menunjang Expenses yang dikeluarkan oleh Perusahaan. Saya akan meminjam suatu istilah yang cukup populer dalam ilmu Politik, yaitu Balance of Power. Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dalam suatu Perusahaan tetap harus terjaga dalam setiap keadaan apa pun.
Dari ilustrasi singkat di atas, menjadi suatu hal yang dapat dimengerti bila top management melihat training dapat menjadi expense yang seharusnya dapat dihentikan. Selama masih dalam posisi top management, investasi masih terkait dengan sesuatu yang profit oriented demi menjaga Balance of Power tersebut sedangkan training merupakan investasi jangka panjang dan outcome yang diberikan kepada Perusahaan bukan berupa cash income namun lebih unseen.
Pengelola Sumber Daya Manusia dalam setiap Perusahaan sudah umum bila menjadi cost center bukan profit center. Unit HR memiliki tanggung jawab tidak hanya dalam pengelolaan kepegawaian dalam skala umum tetapi juga bertanggungjawab untuk ”memoles logam bekas menjadi logam emas” yang memiliki value besar dan kompetitif. Bagaimana menjadikan seorang karyawan yang tidak mengerti apa-apa menjadi karyawan yang sangat mengerti dengan pekerjaannya dan high competitive internally?. Training merupakan salah satu jalan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedua, sekarang kita coba untuk memposisikan diri sebagai seorang karyawan dalam suatu Perusahaan. Training merupakan satu bentuk pencapaian atau menjadi hal yang selalu didambakan oleh karyawan. Mengapa?. Coba kita cermati sesaat setelah seorang karyawan berhasil melalui training yang diikutinya, apa yang akan ia lakukan selanjutnya? update resume / cv. Bagi karyawan, ikut serta dalam sebuah training merupakan salah satu keberhasilan dalam berkarir. Pernahkah terpikirkan bahwa sebagai seorang karyawan, secara tidak disengaja, mencibir kepada management perihal tidak diikutsertakannya mereka mengikuti sebuah training?.
“Mengeluarkan biaya 1 juta saja kok pelit sekali? ini kan Perusahaan besar?!”